Yogyakarta - Sudah menjadi rahasia
umum, kalau Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta punya banyak candi. Tidak hanya
sejarahnya bentuk arsitektur candi-candi tersebut sangat memesona. Inilah 17 candi dengan panorama tercantik di Yoyakarta.
Keberadaan sebuah candi tidak cukup
hanya dengan cerita sejarahnya. Keajaiban bentuk sebuah candi yang tersusun
dari batu-batu alam membuat situs ini sangat menarik. Tak pernah terbayangkan
bagaimana orang-orang zaman dahulu membuat bangunan-bangunan cantik ini dengan
peralatan seadanya. Padahal bahan dasar pembuatannya menggunakan batu-batu alam
yang sangat berat.
Berikut 17 candi dengan panorama
tercantik di Yogyakarta yang jogjagoogle.blogspot.com kumpulkan:
1. Candi Plaosan
Candi Plaosan yang berada di Desa
Bugisan, Kecamatan Prambanan, Klaten ini menjadi salah satu destinasi yang tak
boleh dilewatkan saat berkunjung ke Yogyakarta. Tidak hanya cantik dari
bentuknya, Candi Plaosan terlihat semakin anggun saat matahari terbit.
Mencari spot asyik menikmati
sunrise di Yogyakarta, Candi Plaosan bisa jadi pilihan yang pas. Candi Buddha
ini siap menampilkan siluet tercantik yang bermandikan sinar mentari pagi bisa
membuat kagum siapapun yang melihatnya.
Candi Plaosan punya dua kompleks,
yaitu Plaosan Lor dan Plaosan Kidul. Relief atau ukiran yang berada di Plaosan
Kidul menggambarkan tentang laki-laki sedangkan Plaosan Lor menggambarkan
tentang wanita. Keistimewaan lain yang dimiliki Candi Plaosan yaitu, di bagian
belakang candi ini terdapat pohon bodhi dan semacam altar yang dikelilingi
patung Buddha. Altar ini masih digunakan untuk ritual keagamaan umat Buddha
2. Candi Kalasan
Satu lagi candi sarat sejarah
dengan bentuk yang sangat memukau yaitu Candi Kalasan. Candi Kalasan terletak
di Desa Kalibening, Tirtamani, Kabupaten Sleman. Candi ini punya tiga bagian,
bagian bawah atau kaki candi, tubuh candi, dan atap candi.
Candi Kalasan merupakan salah satu
candi Buddha yang ada di Yogyakarta. Bagian kaki candi berdiri di sebuah alas
batu yang berbentuk bujur sangkar. Pada bagian ini terdapat tangga masuk
berhiaskan makara di bagian ujung tangga.
Cantiknya, di setiap pintu masuk
dari sisi utara dan selatan terdapat hiasan kala. Di bagian jengger candi
terdapat kuncup-kuncup bunga, daun-daunan, dan sulur-suluran. Sedangan di
bagian atas terdapat pohon dewata dan lukisan awan beserta penghuni khayangan
sedang memainkan alat musik seperti gendang, rebab, kerang, dan camara. Bagian
atap Kalasan terdapat kubus yang dianggap sebagai kemuncak Gunung Semeru,
tertulis dalam situs Temples of Indonesia.
3. Candi Sewu
Bila melihat sekilas bentuk Candi
Sewu hampir sama dengan Candi Prambanan. Namun, Candi Sewu merupakan candi
Buddha terbesar kedua di Indonesia setelah Borobudur.
Melihat dari namanya saja, Anda
pasti mengira kompleks ini memiliki seribu candi. Tapi nyatanya, kompleks ini
hanya memiliki sekitar 257 candi dengan satu candi utama, 8 candi pengapit, dan
sisanya merupakan candi pewarta
Candi ini berada di lembah
Prambanan yang membentang dari lereng selatan Gunung Merapi di utara sampai
pegunungan Sewu di sekitar perbatasan Yogyakarta dengan Kabupaten Klaten, Jawa
Tengah. Namun sayang, akibat gempa tahun 2006 Candi Sewu mengalami kerusakan.
Meskipun begitu, candi ini tetap terlihat menawan.
4. Candi Prambanan
Setelah tiga candi Buddha,
Yogyakarta terkenal memiliki kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Ya,
Candi Prambanan menjadi primadona wisatawan saat berlibur ke Yogyakarta.
Banyak wisatawan mengenal Candi
Prambanan sebagai Candi Roro Jonggrang. Hal ini dikarenakan asal-muasal candi
yang berkaitan dengan kisah cinta Bandung Bondowoso terhadap Roro Jonggrang
yang bertepuk sebelah tangan.
Kompleks Candi yang berada di Desa
Prambanan ini mempunyai 3 candi utama, yaitu Candi Wisnu, Candi Brahma, dan
Candi Siwa. Ketiga candi ini pun dikelilingi oleh 2 candi apit, 4 candi kelir,
dan 4 candi sudut. Sehingga total dari seluruh candi yang ada di kompleks ini
berjumlah sekitar 224 buah.
Saat berada di kompleks ini,
wisatawan akan merasa seperti berada dalam sebuah kerajaan. Candi yang sudah
dibangun sejak 850 masehi ini, memiliki bentuk yang menjulang ke atas dan
menggambarkan kepercayaan agama Hindu.
5. Candi Ratu Boko
Berada di sebelah selatan Candi
Prambanan, bertengger dengan anggun Candi Ratu Boko. Kompleks candi ini
memiliki luas sekitar 25 hektar. Bentuk Candi Ratu Boko terlihat berbeda dengan
candi-candi lainnya. Candi ini lebih mirip seperti bekas bangunan keraton.
Tidak hanya untuk melihat keindhan
asitektur alami Ratu Boko, di lokasi ini wisatawan bisa menyaksikan sunset yang
menawan. Di sini pelancong akan ditawarkan paket untuk melihat sunset mulai
pukul 16.00 sampai matahari benar-benar tenggelam di ufuk barat.
Untuk mengikuti paket ini,
wisatawan asing akan dikenakan biaya sekitar Rp 75 ribu per orang dan wisatawan
lokal sekitar Rp 35 ribu per orang. Dalam satu paket ini bisa diikuti oleh 10
orang dalam satu kelompoknya.
6. Candi Sojiwan
CANDI SOJIWAN, SEBUAH
CANDI UNIK YANG TERSEMBUNYI
Mungkin tak banyak yang pernah
mendengar nama Candi Sojiwan, apalagi kalau ditanya letaknya di mana. Ya, Candi
Sojiwan memang tak sepopuler Candi Prambanan, apalagi Candi Borobudur.
Sebenarnya candi ini letaknya tak jauh dari Candi Prambanan, kalau jalan kaki
mungkin hanya sekitar setengah jam, namun memang candi ini baru selesai dipugar
pada tahun 2011, masih sangat baru dibanding candi-candi lainnya. Yang paling
menarik adalah bentuk candi ini mirip Candi Prambanan, tinggi dengan bentukan
seperti piramid diatasnya, namun bagian atasnya berupa stupa-stupa mirip yang
ada di Candi Borobudur. Bisa dibilang candi ini seperti “perkawinan” antara
Candi Prambanan dan Candi Borobudur.
7. Candi Sambisari
Candi Sambisari yang berada di
sekitar 12 km ke timur Kota Yogyakarta atau 4 km sebelum tiba di Candi
Prambanan. Candi yang satu ini merupakan situs yang berada sekitar 6,5 meter di
bawah tanah. Selain candi utama, pelancong juga bisa melihat 3 candi pendamping
dan di bagian luar candi terdapat tembok dengan keliling 50 m x 48 m.
Fisik candi yang berada di dalam
tanah, membuat Sambisari punya keunikan tersendiri. pelancong bisa masuk ke
dalam dan menyusuri setiap detil candi yang awalnya terkubur di dalam tanah.
konon, Candi Sambisari sudah dibangun antara tahun 812-838 M, jelas situs
Temple of Indonesia.
Tidak puas bila hanya melihat
bentuk candinya? Tidak perlu khawatir Anda bisa berkunjung ke ruang informasi
yang berada tidak jauh dari lokasi candi. Di dalam ruang informasi ini, pelancong
bisa melihat foto-foto proses penggalian, rekonstruksi, dan peninggalan candi
berupa arca dan perunggu yang kini berada di Balai Pelestarian Peninggalan
Purbakala
8. Candi Ijo
Mendengar namanya saja, wisatawan
pasti menganggap candi ini berwarna ijo atau hijau. Tapi ternyata, sama seperti
lainnya Candi Ijo berwarna hitam yang berasal dari batu-batuannya.
Berjalan sekitar 18 km ke sebelah
timur Yogyakarta, Anda akan menemukan sebuah candi peninggalan Kerajaan Mataram
Kuno. Ya, Candi Ijo menjadi nama untuk kompleks candi yang terletak di atas
bukit Gumuk Ijo, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Sleman dengan ketinggian
sekitar 410 mdpl. Dari keterangan ini terjawab, kata "Ijo" berasal
dari nama bukit tempat candi ini berdiri.
Panorama cantik nan megah
mengelilingi bangunan candi Hindu ini. Saat memasuki pintu gerbang candi ini,
Anda akan melihat ukiran berupa mulut raksasa berbadan naga. Kompleks candi ini
juga memiliki 17 bangunan yang terdapat dalam 11 teras berundak.
Bila Anda berlibur ke Yogyakarta,
jangan sampai melewatkan kecantikan panorama dari candi-candi nan menawan ini.
Pagi, siang, sore sampai malam, candi-candi ini punya daya tarik yang beragam
di mata wisatawannya.
9. Candi Mendut
Objek wisata candi di Jogja ini
berlokasi sekitar 38 km dari Yogyakarta dan hanya sekitar 3 km dari candi
Borobudur. Candi Mendut merupakan candi Buddha yang diperkirakan masih ada
keterkaitan dengan candi Pawon. Hingga kini tidak dapat dipastikan kapan candi
Mendut ini dibangun. Usia candi ini diperkirakan lebih tua dari pada Candi
Borobudur.
Di dalam tubuh candi Mendut
terdapat ruangan yang cukup luas berisi 3 buah Arca Buddha. Arca Buddha
Sakyamuni menghadap ke arah pintu, yaitu Buddha yang digambarkan dengan posisi
duduk berkhotbah dan sikap tangan Dharmacakramudra, melambangkan sikap sedang
mewejangkan ajaran.
Arca Bodhisattva Avalokiteswara di
sisi kanan ruangan menghadap ke arah selatan, yaitu Buddha penolong manusia
digambarkan dalam posisi duduk dengan kaki kiri terlipat dan kaki kanan
menjuntai kebawah dengan telapak kaki beralas bantalan teratai kecil.
Arca Maitreya di sisi kiri ruangan
menghadap ke arah utara, yaitu Buddha pembebas manusia digambarkan dalam posisi
duduk dan sikap tangan Simhakarna Mudra, mirip seperti sikap Vitarka Mudra akan
tetapi dengan jari jari tertutup.
10. Candi Sari
Candi Sari terletak tidak jauh dari
Candi Kalasan, sekitar 3000 m arah timur. Candi ini merupakan bangunan agama
Buddha, terlihat dari stupa yang terdapat di puncaknya. Candi Sari ini
diperkirakan dibangun pada abad ke-8 masehi pada periode pemerintahan Rakai
Panangkaran bersamaan dengan masa pembangunan Candi Kalasan.
Pintu masuk menuju bagian dalam Candi Sari terkesan apa
adanya dikarenakan bagian tangga depan mengalami kerusakan. Saat ini bilik
penampil tersebut sudah tidak bersisa, sehingga pintu masuk ke ruang dalam
candi dapat langsung terlihat. Hiasan di bingkai dan Kalamakara di atas ambang
pintu sangat sederhana, karena hiasan yang indah terletak di dinding luar bilik
pintu.
11. Candi Pawon
Candi Pawon berada di 1,2 km arah
barat dari candi Mendut atau sekitar 1.8 km arah timur dari candi Borobudur.
Candi Pawon ini terletak tepat di sumbu garis yang menghubungkan antara candi
Borobudur dan candi Mendut. Selain dari posisi letaknya, kemiripan motif
pahatan yang ada di ke-tiga candi itu memunculkan dugaan kuat bahwa diantara
ketiga candi itu ada keterkaitan kuat.
Berdasar dari seni bangunannya
candi ini merupakan penggabungan dari seni bangunan Hindu Jawa kuno dan India.
Banyak orang memperkirakan bahwa candi Pawon merupakan sebuah makam, akan
tetapi dari penelitian mengatakan bahwa ternyata merupakan suatu tempat untuk
menyimpan senjata Raja Indra yang bernama Vajranala. Dalam bahasa Sanskerta
“Vajra”, berarti Halilintar dan “Anala”, berarti Api.
Candi Pawon terbuat dari batuan
gunung berapi. Yang menarik pada candi Pawon dapat dilihat dari ragam hiasnya.
Candi ini berada diatas teras dan tangga yang agak lebar. Semua bagian candi
dihiasi dengan stupa dan dinding bagian luar dihiasi dengan relief pohon hayati
(kalpataru) yang diapit oleh pundi pundi dan kinara kinari (makhluk setengah
manusia setengah burung / berkepala manusia berbadan burung).
12. Candi Gebang
Konon di kanan kiri pintu masuk
Candi Gebang terdapat relung dengan Arca Nandiswara, sedang didalam relung
berisi arca Mahakala, tetapi saat ini keduanya sudah tidak ada.
Di dalam tubuh Candi Gebang
terdapat satu bilik dengan arah hadap ke timur yang didalamnya terdapat Yoni.
Relung di sisi utara dan selatan dalam keadaan kosong. Di sebelah barat
terdapat relung yang diisi dengan Arca Ganesha yang duduk di atas sebuah Yoni
dengan cerat yang menghadap ke utara. Sedangkan pada bagian puncak, terdapat
Lingga yang berada di atas bantalan seroja.
Bentuk Lingga hanya bagian atas,
yaitu berupa bentuk silinder. Di dalam atap juga terdapat sebuah ruangan kecil
yang berbentuk rongga di atas bilik candi sebenarnya. Di halaman juga terlihat
adanya Lingga semu (patok) yang berada di keempat sudutnya.
13. Candi Kedulan
Candi Kedulan yang terletak sekitar
2,5 km dari Candi Sambisari. Candi ini sedang dalam proses penggalian dan
rekonstruksi karena pada saat ditemukan reruntuhan candi dalam keadaan
tertimbun tanah yang berasal dari lahar Gunung Merapi.
Saat penggalian, di dekat arca
Agastya ditemukan dua buah prasasti yang masing-masing panjangnya 75 cm, lebar
45 cm, dan tebal sekitar 23 cm. Kedua prasasti ini ditulis dengan huruf Palawa
dan berbahasa Sansekerta.
Keduanya dikenal sebagai Prasasti
Pananggaran dan Prasasti Sumundul. Keduanya berangka tahun bertahun 791 Saka
atau 869 Masehi. Menilik tahun pembuatan prasasti, diduga Candi Kedulan
dibangun ketika Rakai Kayuwangi memerintah Kerajaan Mataram Hindu.
14. Candi Barong
Candi Barong terletak di arah
selatan Candi Prambanan, berada di perbukitan Dusun Candisari, Sambirejo,
Prambanan, Kabupaten Sleman. Candi Hindu ini adalah kompleks peribadatan untuk
memuja Dewa Wisnu dan Dewi Laksmi.
Hiasan Kala Makara berupa kepala
singa (barong) yang memiliki rahang bawah adalah salah satu keunikan yang
dimiliki objek wisata candi di Jogja ini. Hiasan Kala Makara lazimnya dipahat
di atas pintu atau relung-relung candi sebagai simbol penolak bala.
Pada bagian atas yang merupakan
area tertinggi di dalam candi ini adalah area yang dianggap sakral, di situlah
terdapat patung Dewa Wisnu dan Dewi Laksmi.
15. Candi Risan
Tentang Candi Risan Yogyakarta
Merupakan satu-satunya candi
terbesar dan paling lengkap artefak batu-batunya yang ditemukan di Gunung
Kidul. Konon nama Risan diambil dari singkatan irisan atau perbatasan wilayah
dua kerajaan Surakarta dan Yogyakarta. Candi ini juga dipercaya sebagai saksi
sejarah pelarian Majapahit ke Gunung Kidul dari tanah Yogyakarta.
Hingga kini sejarah tentang candi
ini belum diketahui secara pasti. Diperkirakan candi tersebut merupakan candi
Budha karena ditemukannya stupa. Usia candi ini diperkirakan lebih tua
dibandingkan dengan Candi Prambanan, yaitu telah ada sejak abad ke-3. Beberapa
komponen yang ada di candi ini adalah : ratna, makara, artefak, dan beberapa
batu berukir. Sayangnya hampir semua batu tersebut aus sehingga sulit dikenali
untuk mengidentifikasi bentuknya.
Lokasi
Lokasi Candi Risan adalah di atas
bukit karst dengan batu penyusun candi yang terkubur di dalam tanah. Di
sejumlah relief candi tersebut, terdapat gambar sulur tanaman dan aneka burung.
Candi Risan hanya memiliki satu arca bernama Awalukitiswara yang sempat dicuri
pada Juli 1984 dan ditemukan di Singapura, sembilan bulan berikutnya. Arca
tersebut kini disimpan di kantor Badan Pelestari Peninggalan Purbakala, DIY.
Candi ini berukuran 13 x 13 meter,
tetapi bentuk aslinya saat ini sudah tidak terlihat lagi. Saat ini candi ini
hanya berupa tumpukan batu yang tidak tertata lagi. Candi ini semula berada di
pekarangan milik warga. Tetapi saat ini pengelolaannya diambil alih oleh
pemerintah. Sayangnya perawatan candi ini terbengkalai.
Mitos
Ada mitos tentang candi Risan.
Konon apabila ada burung yang sedang terbang di atas reruntuhan candi, burung
tersebut pasti jatuh. Ada juga cerita yang mengatakan bahwa ada keluarga yang
sedang memiliki hajatan dan menggunakan
batu candi tersebut sebagai tungku untuk merebus air, dan ternyata air tersebut
tidak bisa mendidih.
Candi Risan Gunungkidul, Sejarah
Yang Terlupakan
16. Candi Pringtali Tarabuwana
Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa
Samigaluh, kecamatan paling utara di Kabupaten Kulonprogo ini, menyimpan banyak
eksotisme keindahan alam yang memanjakan mata. Mulai dari air terjun Sidoharjo,
salah satu air terjun tertinggi di
Yogyakarta, air terjun Nglinggo dan kebun tehnya, kesejukan Puncak
Suroloyo , Puncak Gunung Kucir, Goa Sriti yang pernah dipakai bersembunyi
Pangeran Diponegoro, dan tempat-tempat lainnya yang masih terus dieksplorasi
oleh masyarakat. Tak heran, jika tiap akhir pekan, banyak dijumpai rombongan
wisatawan, yang hilir mudik di sekitar jalanan Samigaluh. Tidak salah memang,
belakangan ini, Samigaluh menjadi salah satu alternatif tujuan wisata, bagi
para wisatawan.
candi Pringtali merupakan candi
bercorak Hindu, karena ditemukannya lingga dan bentuk candi yang berupa ratna.
Dan susunan candi yang ditampilkan sekarang, sudah bukan merupakan bentuk
aslinya, karena dahulu saat ditemukan sudah dalam kondisi rusak, dan kemudian
disusun secara asal-asalan oleh yang disebut ibu pemilik warung tadi sebagai
paranormal. Masih dari blog tersebut, bahwa candi Pringtali ini bercorak candi
model Jawa Tengah.
17. Candi ???????
Misteri…….. Ha ha ha
Heboh Penampakan Crop Circle di Berbah