Minggu, 26 Juli 2015

Tips Membersihkan Ginjal dengan Herbal (obat ALAMI)

Selama bertahun2 Ginjal kita menyaring darah dgn cara membuang : Garam, Racun & zat2 lain yg tidak diinginkan memasuki tubuh kita. Seiring berjalannya waktu, terjadi akumulasi garam & memerlukan perawatan & pembersihan secara rutin & berkala, minimal sebulan sekali.
Berikut TIPS CUCI GINJAL kitasecara murah & alami.
Biaya kurang Dari Rp.10.000,-
 
C̲a̲r̲a̲n̲y̲a̲ ̲s̲a̲n̲g̲a̲t̲ ̲m̲u̲d̲a̲h̲,̲ ̲s̲b̲b̲ ̲:̲
1. Beli seikat daun Seledri.
2. Cucilah sampai bersih, lalu potong kecil2 & masukkan ke dlm panci.
3. Tuangkan air bersih, kira2 1liter, didihkan selama 10 menit & biarkan hingga dingin.
4. Saring & tuangkan kedlm botol yg bersih lalu simpan di dlm kulkas hingga dingin. Minum satu gelas setiap hari & Anda akan melihat semua endapan garam & racun lain yg keluar dari ginjal Anda sewaktu buang air kecil.

Anda juga akan melihat perbedaan yg tidak pernah anda rasakan sebelumnya.
Seledri dikenal sebagai obat ALAMI terbaik utk mencuci ginjal !!!
Jadi tidak ada efek sampingnya !!!

Silakan disebarkan ke seluruh saudara & teman anda, agar bisa memberi manfaat bagi banyak orang yg membutuhkan informasi ini.
Terutama bagi orang2 yg rutin mengkonsumsi obat2an pabrik.
Semoga bisa bermanfaat !!!


Silahkan bagikan

Senin, 06 Juli 2015

Wisata 17 Candi di Jogja | Purbakala Yogyakarta

Yogyakarta - Sudah menjadi rahasia umum, kalau Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta punya banyak candi. Tidak hanya sejarahnya bentuk arsitektur candi-candi tersebut sangat memesona. Inilah 17 candi dengan panorama tercantik di Yoyakarta.

Keberadaan sebuah candi tidak cukup hanya dengan cerita sejarahnya. Keajaiban bentuk sebuah candi yang tersusun dari batu-batu alam membuat situs ini sangat menarik. Tak pernah terbayangkan bagaimana orang-orang zaman dahulu membuat bangunan-bangunan cantik ini dengan peralatan seadanya. Padahal bahan dasar pembuatannya menggunakan batu-batu alam yang sangat berat.

Berikut 17 candi dengan panorama tercantik di Yogyakarta yang jogjagoogle.blogspot.com kumpulkan:

1. Candi Plaosan

Candi Plaosan yang berada di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Klaten ini menjadi salah satu destinasi yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Yogyakarta. Tidak hanya cantik dari bentuknya, Candi Plaosan terlihat semakin anggun saat matahari terbit.
Mencari spot asyik menikmati sunrise di Yogyakarta, Candi Plaosan bisa jadi pilihan yang pas. Candi Buddha ini siap menampilkan siluet tercantik yang bermandikan sinar mentari pagi bisa membuat kagum siapapun yang melihatnya.

Candi Plaosan punya dua kompleks, yaitu Plaosan Lor dan Plaosan Kidul. Relief atau ukiran yang berada di Plaosan Kidul menggambarkan tentang laki-laki sedangkan Plaosan Lor menggambarkan tentang wanita. Keistimewaan lain yang dimiliki Candi Plaosan yaitu, di bagian belakang candi ini terdapat pohon bodhi dan semacam altar yang dikelilingi patung Buddha. Altar ini masih digunakan untuk ritual keagamaan umat Buddha

2. Candi Kalasan

Satu lagi candi sarat sejarah dengan bentuk yang sangat memukau yaitu Candi Kalasan. Candi Kalasan terletak di Desa Kalibening, Tirtamani, Kabupaten Sleman. Candi ini punya tiga bagian, bagian bawah atau kaki candi, tubuh candi, dan atap candi.

Candi Kalasan merupakan salah satu candi Buddha yang ada di Yogyakarta. Bagian kaki candi berdiri di sebuah alas batu yang berbentuk bujur sangkar. Pada bagian ini terdapat tangga masuk berhiaskan makara di bagian ujung tangga.

Cantiknya, di setiap pintu masuk dari sisi utara dan selatan terdapat hiasan kala. Di bagian jengger candi terdapat kuncup-kuncup bunga, daun-daunan, dan sulur-suluran. Sedangan di bagian atas terdapat pohon dewata dan lukisan awan beserta penghuni khayangan sedang memainkan alat musik seperti gendang, rebab, kerang, dan camara. Bagian atap Kalasan terdapat kubus yang dianggap sebagai kemuncak Gunung Semeru, tertulis dalam situs Temples of Indonesia.

3. Candi Sewu

Bila melihat sekilas bentuk Candi Sewu hampir sama dengan Candi Prambanan. Namun, Candi Sewu merupakan candi Buddha terbesar kedua di Indonesia setelah Borobudur.

Melihat dari namanya saja, Anda pasti mengira kompleks ini memiliki seribu candi. Tapi nyatanya, kompleks ini hanya memiliki sekitar 257 candi dengan satu candi utama, 8 candi pengapit, dan sisanya merupakan candi pewarta

Candi ini berada di lembah Prambanan yang membentang dari lereng selatan Gunung Merapi di utara sampai pegunungan Sewu di sekitar perbatasan Yogyakarta dengan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Namun sayang, akibat gempa tahun 2006 Candi Sewu mengalami kerusakan. Meskipun begitu, candi ini tetap terlihat menawan.

4. Candi Prambanan

Setelah tiga candi Buddha, Yogyakarta terkenal memiliki kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Ya, Candi Prambanan menjadi primadona wisatawan saat berlibur ke Yogyakarta.

Banyak wisatawan mengenal Candi Prambanan sebagai Candi Roro Jonggrang. Hal ini dikarenakan asal-muasal candi yang berkaitan dengan kisah cinta Bandung Bondowoso terhadap Roro Jonggrang yang bertepuk sebelah tangan.

Kompleks Candi yang berada di Desa Prambanan ini mempunyai 3 candi utama, yaitu Candi Wisnu, Candi Brahma, dan Candi Siwa. Ketiga candi ini pun dikelilingi oleh 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sehingga total dari seluruh candi yang ada di kompleks ini berjumlah sekitar 224 buah.

Saat berada di kompleks ini, wisatawan akan merasa seperti berada dalam sebuah kerajaan. Candi yang sudah dibangun sejak 850 masehi ini, memiliki bentuk yang menjulang ke atas dan menggambarkan kepercayaan agama Hindu.

5. Candi Ratu Boko

Berada di sebelah selatan Candi Prambanan, bertengger dengan anggun Candi Ratu Boko. Kompleks candi ini memiliki luas sekitar 25 hektar. Bentuk Candi Ratu Boko terlihat berbeda dengan candi-candi lainnya. Candi ini lebih mirip seperti bekas bangunan keraton.

Tidak hanya untuk melihat keindhan asitektur alami Ratu Boko, di lokasi ini wisatawan bisa menyaksikan sunset yang menawan. Di sini pelancong akan ditawarkan paket untuk melihat sunset mulai pukul 16.00 sampai matahari benar-benar tenggelam di ufuk barat.

Untuk mengikuti paket ini, wisatawan asing akan dikenakan biaya sekitar Rp 75 ribu per orang dan wisatawan lokal sekitar Rp 35 ribu per orang. Dalam satu paket ini bisa diikuti oleh 10 orang dalam satu kelompoknya.

6. Candi Sojiwan

CANDI SOJIWAN, SEBUAH CANDI UNIK YANG TERSEMBUNYI
Mungkin tak banyak yang pernah mendengar nama Candi Sojiwan, apalagi kalau ditanya letaknya di mana. Ya, Candi Sojiwan memang tak sepopuler Candi Prambanan, apalagi Candi Borobudur. Sebenarnya candi ini letaknya tak jauh dari Candi Prambanan, kalau jalan kaki mungkin hanya sekitar setengah jam, namun memang candi ini baru selesai dipugar pada tahun 2011, masih sangat baru dibanding candi-candi lainnya. Yang paling menarik adalah bentuk candi ini mirip Candi Prambanan, tinggi dengan bentukan seperti piramid diatasnya, namun bagian atasnya berupa stupa-stupa mirip yang ada di Candi Borobudur. Bisa dibilang candi ini seperti “perkawinan” antara Candi Prambanan dan Candi Borobudur.

7. Candi Sambisari

Candi Sambisari yang berada di sekitar 12 km ke timur Kota Yogyakarta atau 4 km sebelum tiba di Candi Prambanan. Candi yang satu ini merupakan situs yang berada sekitar 6,5 meter di bawah tanah. Selain candi utama, pelancong juga bisa melihat 3 candi pendamping dan di bagian luar candi terdapat tembok dengan keliling 50 m x 48 m.

Fisik candi yang berada di dalam tanah, membuat Sambisari punya keunikan tersendiri. pelancong bisa masuk ke dalam dan menyusuri setiap detil candi yang awalnya terkubur di dalam tanah. konon, Candi Sambisari sudah dibangun antara tahun 812-838 M, jelas situs Temple of Indonesia.

Tidak puas bila hanya melihat bentuk candinya? Tidak perlu khawatir Anda bisa berkunjung ke ruang informasi yang berada tidak jauh dari lokasi candi. Di dalam ruang informasi ini, pelancong bisa melihat foto-foto proses penggalian, rekonstruksi, dan peninggalan candi berupa arca dan perunggu yang kini berada di Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala

8. Candi Ijo

Mendengar namanya saja, wisatawan pasti menganggap candi ini berwarna ijo atau hijau. Tapi ternyata, sama seperti lainnya Candi Ijo berwarna hitam yang berasal dari batu-batuannya.

Berjalan sekitar 18 km ke sebelah timur Yogyakarta, Anda akan menemukan sebuah candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. Ya, Candi Ijo menjadi nama untuk kompleks candi yang terletak di atas bukit Gumuk Ijo, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Sleman dengan ketinggian sekitar 410 mdpl. Dari keterangan ini terjawab, kata "Ijo" berasal dari nama bukit tempat candi ini berdiri.

Panorama cantik nan megah mengelilingi bangunan candi Hindu ini. Saat memasuki pintu gerbang candi ini, Anda akan melihat ukiran berupa mulut raksasa berbadan naga. Kompleks candi ini juga memiliki 17 bangunan yang terdapat dalam 11 teras berundak.

Bila Anda berlibur ke Yogyakarta, jangan sampai melewatkan kecantikan panorama dari candi-candi nan menawan ini. Pagi, siang, sore sampai malam, candi-candi ini punya daya tarik yang beragam di mata wisatawannya.

9. Candi Mendut
Objek wisata candi di Jogja ini berlokasi sekitar 38 km dari Yogyakarta dan hanya sekitar 3 km dari candi Borobudur. Candi Mendut merupakan candi Buddha yang diperkirakan masih ada keterkaitan dengan candi Pawon. Hingga kini tidak dapat dipastikan kapan candi Mendut ini dibangun. Usia candi ini diperkirakan lebih tua dari pada Candi Borobudur.

Di dalam tubuh candi Mendut terdapat ruangan yang cukup luas berisi 3 buah Arca Buddha. Arca Buddha Sakyamuni menghadap ke arah pintu, yaitu Buddha yang digambarkan dengan posisi duduk berkhotbah dan sikap tangan Dharmacakramudra, melambangkan sikap sedang mewejangkan ajaran.

Arca Bodhisattva Avalokiteswara di sisi kanan ruangan menghadap ke arah selatan, yaitu Buddha penolong manusia digambarkan dalam posisi duduk dengan kaki kiri terlipat dan kaki kanan menjuntai kebawah dengan telapak kaki beralas bantalan teratai kecil.

Arca Maitreya di sisi kiri ruangan menghadap ke arah utara, yaitu Buddha pembebas manusia digambarkan dalam posisi duduk dan sikap tangan Simhakarna Mudra, mirip seperti sikap Vitarka Mudra akan tetapi dengan jari jari tertutup.

10. Candi Sari
Candi Sari terletak tidak jauh dari Candi Kalasan, sekitar 3000 m arah timur. Candi ini merupakan bangunan agama Buddha, terlihat dari stupa yang terdapat di puncaknya. Candi Sari ini diperkirakan dibangun pada abad ke-8 masehi pada periode pemerintahan Rakai Panangkaran bersamaan dengan masa pembangunan Candi Kalasan.
Pintu masuk  menuju bagian dalam Candi Sari terkesan apa adanya dikarenakan bagian tangga depan mengalami kerusakan. Saat ini bilik penampil tersebut sudah tidak bersisa, sehingga pintu masuk ke ruang dalam candi dapat langsung terlihat. Hiasan di bingkai dan Kalamakara di atas ambang pintu sangat sederhana, karena hiasan yang indah terletak di dinding luar bilik pintu.

11. Candi Pawon
Candi Pawon berada di 1,2 km arah barat dari candi Mendut atau sekitar 1.8 km arah timur dari candi Borobudur. Candi Pawon ini terletak tepat di sumbu garis yang menghubungkan antara candi Borobudur dan candi Mendut. Selain dari posisi letaknya, kemiripan motif pahatan yang ada di ke-tiga candi itu memunculkan dugaan kuat bahwa diantara ketiga candi itu ada keterkaitan kuat.

Berdasar dari seni bangunannya candi ini merupakan penggabungan dari seni bangunan Hindu Jawa kuno dan India. Banyak orang memperkirakan bahwa candi Pawon merupakan sebuah makam, akan tetapi dari penelitian mengatakan bahwa ternyata merupakan suatu tempat untuk menyimpan senjata Raja Indra yang bernama Vajranala. Dalam bahasa Sanskerta “Vajra”, berarti Halilintar dan “Anala”, berarti Api.

Candi Pawon terbuat dari batuan gunung berapi. Yang menarik pada candi Pawon dapat dilihat dari ragam hiasnya. Candi ini berada diatas teras dan tangga yang agak lebar. Semua bagian candi dihiasi dengan stupa dan dinding bagian luar dihiasi dengan relief pohon hayati (kalpataru) yang diapit oleh pundi pundi dan kinara kinari (makhluk setengah manusia setengah burung / berkepala manusia berbadan burung).

12. Candi Gebang
Konon di kanan kiri pintu masuk Candi Gebang terdapat relung dengan Arca Nandiswara, sedang didalam relung berisi arca Mahakala, tetapi saat ini keduanya sudah tidak ada.

Di dalam tubuh Candi Gebang terdapat satu bilik dengan arah hadap ke timur yang didalamnya terdapat Yoni. Relung di sisi utara dan selatan dalam keadaan kosong. Di sebelah barat terdapat relung yang diisi dengan Arca Ganesha yang duduk di atas sebuah Yoni dengan cerat yang menghadap ke utara. Sedangkan pada bagian puncak, terdapat Lingga yang berada di atas bantalan seroja.

Bentuk Lingga hanya bagian atas, yaitu berupa bentuk silinder. Di dalam atap juga terdapat sebuah ruangan kecil yang berbentuk rongga di atas bilik candi sebenarnya. Di halaman juga terlihat adanya Lingga semu (patok) yang berada di keempat sudutnya.

13. Candi Kedulan
Candi Kedulan yang terletak sekitar 2,5 km dari Candi Sambisari. Candi ini sedang dalam proses penggalian dan rekonstruksi karena pada saat ditemukan reruntuhan candi dalam keadaan tertimbun tanah yang berasal dari lahar Gunung Merapi.
Saat penggalian, di dekat arca Agastya ditemukan dua buah prasasti yang masing-masing panjangnya 75 cm, lebar 45 cm, dan tebal sekitar 23 cm. Kedua prasasti ini ditulis dengan huruf Palawa dan berbahasa Sansekerta.

Keduanya dikenal sebagai Prasasti Pananggaran dan Prasasti Sumundul. Keduanya berangka tahun bertahun 791 Saka atau 869 Masehi. Menilik tahun pembuatan prasasti, diduga Candi Kedulan dibangun ketika Rakai Kayuwangi memerintah Kerajaan Mataram Hindu.

14. Candi Barong
Candi Barong terletak di arah selatan Candi Prambanan, berada di perbukitan Dusun Candisari, Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman. Candi Hindu ini adalah kompleks peribadatan untuk memuja Dewa Wisnu dan Dewi Laksmi.
Hiasan Kala Makara berupa kepala singa (barong) yang memiliki rahang bawah adalah salah satu keunikan yang dimiliki objek wisata candi di Jogja ini. Hiasan Kala Makara lazimnya dipahat di atas pintu atau relung-relung candi sebagai simbol penolak bala.

Pada bagian atas yang merupakan area tertinggi di dalam candi ini adalah area yang dianggap sakral, di situlah terdapat patung Dewa Wisnu dan Dewi Laksmi.

15. Candi Risan
Tentang Candi Risan Yogyakarta
Merupakan satu-satunya candi terbesar dan paling lengkap artefak batu-batunya yang ditemukan di Gunung Kidul. Konon nama Risan diambil dari singkatan irisan atau perbatasan wilayah dua kerajaan Surakarta dan Yogyakarta. Candi ini juga dipercaya sebagai saksi sejarah pelarian Majapahit ke Gunung Kidul dari tanah Yogyakarta.

Hingga kini sejarah tentang candi ini belum diketahui secara pasti. Diperkirakan candi tersebut merupakan candi Budha karena ditemukannya stupa. Usia candi ini diperkirakan lebih tua dibandingkan dengan Candi Prambanan, yaitu telah ada sejak abad ke-3. Beberapa komponen yang ada di candi ini adalah : ratna, makara, artefak, dan beberapa batu berukir. Sayangnya hampir semua batu tersebut aus sehingga sulit dikenali untuk mengidentifikasi bentuknya.

Lokasi

Lokasi Candi Risan adalah di atas bukit karst dengan batu penyusun candi yang terkubur di dalam tanah. Di sejumlah relief candi tersebut, terdapat gambar sulur tanaman dan aneka burung. Candi Risan hanya memiliki satu arca bernama Awalukitiswara yang sempat dicuri pada Juli 1984 dan ditemukan di Singapura, sembilan bulan berikutnya. Arca tersebut kini disimpan di kantor Badan Pelestari Peninggalan Purbakala, DIY.

Candi ini berukuran 13 x 13 meter, tetapi bentuk aslinya saat ini sudah tidak terlihat lagi. Saat ini candi ini hanya berupa tumpukan batu yang tidak tertata lagi. Candi ini semula berada di pekarangan milik warga. Tetapi saat ini pengelolaannya diambil alih oleh pemerintah. Sayangnya perawatan candi ini terbengkalai.

Mitos

Ada mitos tentang candi Risan. Konon apabila ada burung yang sedang terbang di atas reruntuhan candi, burung tersebut pasti jatuh. Ada juga cerita yang mengatakan bahwa ada keluarga yang sedang memiliki hajatan dan  menggunakan batu candi tersebut sebagai tungku untuk merebus air, dan ternyata air tersebut tidak bisa mendidih.
Candi Risan Gunungkidul, Sejarah Yang Terlupakan


16. Candi Pringtali Tarabuwana
Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa Samigaluh, kecamatan paling utara di Kabupaten Kulonprogo ini, menyimpan banyak eksotisme keindahan alam yang memanjakan mata. Mulai dari air terjun Sidoharjo, salah satu air terjun tertinggi di  Yogyakarta, air terjun Nglinggo dan kebun tehnya, kesejukan Puncak Suroloyo , Puncak Gunung Kucir, Goa Sriti yang pernah dipakai bersembunyi Pangeran Diponegoro, dan tempat-tempat lainnya yang masih terus dieksplorasi oleh masyarakat. Tak heran, jika tiap akhir pekan, banyak dijumpai rombongan wisatawan, yang hilir mudik di sekitar jalanan Samigaluh. Tidak salah memang, belakangan ini, Samigaluh menjadi salah satu alternatif tujuan wisata, bagi para wisatawan.


candi Pringtali merupakan candi bercorak Hindu, karena ditemukannya lingga dan bentuk candi yang berupa ratna. Dan susunan candi yang ditampilkan sekarang, sudah bukan merupakan bentuk aslinya, karena dahulu saat ditemukan sudah dalam kondisi rusak, dan kemudian disusun secara asal-asalan oleh yang disebut ibu pemilik warung tadi sebagai paranormal. Masih dari blog tersebut, bahwa candi Pringtali ini bercorak candi model Jawa Tengah.

17. Candi ???????
Misteri…….. Ha ha ha


Heboh Penampakan Crop Circle di Berbah